![]() |
Diambil dari geotimes.id |
Perkembangan pendidikan Islam di Asia Tenggara sangat luar biasa dan mendapat dukungan yang luar biasa dari masyarakat. Banyak pemerintah yang mendukung berdirinya lembaga pendidikan Islam baik secara finansial maupun administratif.
Dalam
perkembangan yang lebih baru, sebuah universitas internasional khusus, yaitu
Universitas Islam Internasional Malaysia didirikan. Universitas menggunakan
metodologi unik dalam sistem pendidikannya, dengan Islam sebagai inti dari
yayasannya. Pada saat yang sama, pengetahuan yang secara longgar diberi label ‘konvensional’ atau ‘barat’ oleh sebagian orang, tidak
diabaikan. Pendekatannya bersifat sinergis dan beragam.
Semakin
banyak orang tua Muslim yang yakin bahwa lembaga pendidikan yang mencakup kedua
parameter pendidikan dalam konten dan lingkungan mereka menawarkan pilihan yang
lebih baik untuk anak-anak mereka. Menariknya, sebuah institusi seperti
International Islamic University of Malaysia menarik non-Muslim untuk belajar
dan bekerja di universitas tersebut. Saat ini, banyak sekolah yang menyandang
nama ‘sekolah agama Islam’ atau mengusung perspektif serupa mendapat dukungan kuat
dari komunitas Muslim. Di Malaysia, tentu berkembang. Di bagian lain Asia
Tenggara, sistem ini mulai populer.
Yang
penting Islam menjadi pilar sistem pendidikan ini. Produk dari sistem
pendidikan ini, yaitu peserta didik juga harus dididik untuk hidup sesuai
dengan ajaran Islam. Hidup diatur oleh ajaran Islam kurang memperhatikan
aktivitasnya. Untuk segera memiliki institusi yang komprehensif dan maju belum
tentu bisa dilakukan semua orang. Inisiatif, usaha dan kemauan yang kuat akan
membantu mewujudkan pendirian lembaga tersebut secara bertahap.
Aspek
penting lainnya adalah pemilihan dan pelatihan guru. Guru tidak boleh dianggap
tahu apa yang harus dilakukan. Secara alami, mereka harus memenuhi kriteria
yang diperlukan. Namun, jika bagian pengembangan sumber daya manusia tidak
mendapat perhatian yang serius, mereka mungkin tidak dapat mengatasi tidak
hanya tanggung jawab akademik, tetapi juga dalam memahami arah institusi. Oleh
karena itu, modul pelatihan holistik harus dikembangkan dan kinerjanya terus
dipantau agar memenuhi standar yang dipersyaratkan.
Yang
benar-benar mencirikan sekolah atau lembaga menjadi Islam bukanlah namanya.
Filosofi, konten, lingkungan, dan kepemimpinanlah yang memberikan kelengkapan
pada sistem. Ketika mereka berada di tempat yang baik, kita harus dapat
memprediksi hasil positifnya. Idealnya, sistem yang baik adalah sistem yang
mampu menggali dan menyebarkan ilmu pengetahuan dari sumber aslinya, yakni
wahyu-wahyu Ilahi yang dipadukan dengan modernitas. Disiplin spesialisasi harus
bervariasi dan cukup untuk memenuhi kebutuhan duniawi. Pada akhirnya, para
profesional saleh yang berwawasan global harus mampu memimpin dunia.
Pengetahuan benar-benar diterjemahkan untuk melayani kesejahteraan masyarakat.
Era kejayaan peradaban mungkin akan muncul kembali.
Dikutip dari pernyataan Dr. Khairul ‘Azmi Mohammad
dalam Introduction-nya dalam buku Islamic Studies and Islamic Education in Contemporary Southeast Asia.
Agar
Pembaca dapat mengulas tema di atas lebih dalam, kami lampirkan versi luring
pdf pada link di bawah ini.
Islamic Studies and Islamic Education in Contemporary Southeast Asia pdf
0 komentar:
Posting Komentar