![]() |
Sumber gambar: plesiralam.com |
Suatu
peristiwa atau suatu hari besar, pasti tidak luput dari sejarah asal-usulnya.
Bahkan peristiwa terkecil pun tidak lepas dari sejarah. Apalagi aktivitas
kehidupan di dunia ini, pasti sejarah menjadi dasarnya. Tidak hanya demikian,
peristiwa-peristiwa yang terlupakan oleh jangkauan memori manusia pun tidak
lepas dari sejarah. Begitulah sejarah melingkupi kehidupan di dunia. Semuanya
mempunyai sejarahnya masing-masing. Termasuk juga segala makhluk hidup dan
mati, bahkan langit pun bersejarah.
Menurut
Bernard Lewis, sejarah itu diingat, ditemukan kembali, dan akhirnya
ditemuciptakan. Sejarah diingat dalam masa sekarang, yakni mengingat sejarah
suatu fenomena di masa lalu. Jadi, apa yang dimaksud sejarah adalah masa lalu
yang terukir baik pada manuskrip-manuskrip yang ada ataupun tersimpan oleh
kekuatan memori manusia yang secara turun-temurun bergenerasi sebagai
pengetahuan kolektif masyarakatnya (yang bersejarah). Tidak hanya demikian,
beberapa waktu lalu pun bisa dikatakan sejarah.
Setelah
itu, sejarah ditemukan kembali, yakni sejarah peristiwa dan gerakan, tokoh dan
gagasan, yang dalam batas tertentu telah dilupakan dan dengan alasan tertentu
ditolak oleh memori kolektif suatu komunitas. Entah dalam jangka waktu yang
pendek atau panjang, kemudian sejarah tersebut diketemukan kembali oleh para
ahli, baik itu untuk kepentingan riset ataupun yang lainnya. Yang pasti,
penemuan kembali sejarah merupakan suatu kepentingan.
Sementara
itu, sejarah yang ditemuciptakan adalah penulisan sejarah dengan tujuan baru,
yang berbeda dari tujuan-tujuan sebelumnya yang hanya sekadar"mengenang
masa lampau". Pada ruang diskusi ini, ada rekayasa manusia demi
kepentingan subjektif yang menginginkan suatu legitimasi dan pengakuan kolektif
sehingga mampu diterima oleh khalayak. Tidak mengherankan jika ternyata sejarah
satu objek itu berbeda-beda menurut siapa ahli sejarah yang menulisnya.
Sejarah
adalah suatu cerita di masa lalu, baik itu beberapa waktu lalu yang panjang
ataupun yang pendek, yakni ilustrasi di masa pembahasan. Namun demikian, dalam
kaitannya dengan entitas suatu bangsa atau sebagai pengetahuan edukasi, sejarah
yang dimaksud adalah sejarah pada suatu fenomena yang besar dan mampu
mendongkrak martabat suatu masyarakat atau bangsa menjadi komunitas yang
mempunyai identitas besar. Sejarah besar adalah kebanggaan komunitas pemilik
sejarah itu sendiri.
Tujuan
para ahli sejarah (penemu cipta sejarah) terkadang bukan murni sebagai materi
edukasi, bisa jadi untuk tujuan politik. Bukan hanya sekadar untuk melegitimasi
kekuasaan, bisa jadi dan justru menjatuhkan lawan politik kekuasaannya, yaitu
untuk menegaskan klaimklaim baru dan argumen-argumen baru, terkadang identitas
baru, yang bertentangan dengan tatanan lama. Hal ini tentunya berlaku bagi para
sejarawan yang merangkap menjadi politikus berkepentingan.
Pada
suatu bangsa yang mempunyai sejarah besar, sejarah merupakan kekuatan dan
kebanggaan bangsa tersebut. lstilah bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghargai sejarahnya menjadi kuat apabila sejarah suatu bangsa tersebut
merupakan sejarah yang besar dan mampu mendongkrak martabat bangsa. Akan
tetapi, hal sebaliknya juga bisa terjadi. Suatu bangsa terkadang lupa dengan sejarah
bangsanya sendiri, sehingga penemu-cipta sejarah bangsa tersebut dengan leluasa
memutarbalikkan fakta sejarah palsu. Terkadang pemalsuan tersebut secara vulgar
sehingga sedikit titik kebenarannya.
Sejarah
juga mampu membuat prediksi di masa depan. Suatu bangsa yang dengan sejarah
besarnya menjadi bangsa yang bermartabat, akan merasa terus menjadi bangsa yang
bermartabat karena menghargai sejarah sehingga masa depan bangsa tersebut
terbaca oleh sejarah masa lalunya secara optimis. Namun demikian, bagi bangsa
yang kehilangan sejarahnya, sering kali bersikap pesimis terhadap masa depannya
karena ketiadaan motivasi sejarah besar dan bagus. ltulah yang merupakan betapa
pentingnya arti sejarah bagi kemajuan, selain sebagai wawasan dan pengetahuan.
Sejarah bukanlah cerita biasa, tetapi
fakta yang telah terjadi. Lebih dari itu, sejarah adalah pelajaran yang sangat
berharga
Bahkan
sejarah juga mampu memberikan pengaruh kuat sebagai entitas dan identitas suatu
komunitas masyarakat. Sebagai contoh, pertentangan antara agama-agama samawi
(agama-agama langit) dalam perebutan kota Yerusalem merupakan pengaruh sejarah.
Dalam kitab-kitab suci dan ajaran agama-agama tersebut telah diterangkan bahwa
kota Yerusalem adalah kota atau tempat suci agama-agama mereka. Orang-orang
Yahudi mengaku bahwa Yerusalem merupakan tanah yang dijanjikan oleh Tuhan
sebagai negara mereka. Umat Nasrani juga mengklaim bahwa Yerusalem adalah kota
nabi mereka, Yesus, yakni ketika Yesus dibangkitkan. Sementara itu, Islam
menemukan sejarah Yerusalem sebagai tempat suci mereka karena peristiwa lsra
Mikraj Nabi Muhammad saw., selain sebagai pusat arah kiblat sebelum Masjid
Al-Haram. Karena sejarah masing-masing agama tersebut, kota Yerusalem pun
diperebutkan. Bahkan hingga kini, kota Yerusalem tersebut menginspirasi perang
abadi antara Palestina dengan Israel.
Perang
Salib antara Islam dan Kristen merupakan perang perebutan kota suci Yerusalem.
Sementara itu, Yahudi merampas Yerusalem dari kuasa Palestina. Perebutan
tersebut merupakan pengaruh sejarah yang termaktub dalam kitab-kitab suci dan
ajaran agama-agama samawi tersebut. Dari contoh tersebut, menjadi bukti betapa
kuat pengaruh sejarah sehingga mampu menciptakan tumpah darah yang hal itu juga
menjadi sejarah di masa sekarang.
Contoh
tersebut merupakan sejarah yang diceritakan apa adanya oleh kitab-kitab suci
yang ternyata mampu mengadu domba kelompok-kelompok tertentu. Apalagi sejarah
yang diputarbalikkan oleh sejarawan yang mempunyai ego dan nafsu pribadi.
Sejarah, tentunya akan menjadi senjata tajam yang mampu mencabik-cabik siapa
saja dan bangsa mana saja.
Mengutip
kata Leopold Van Ranke, "ceritakanlah sebagaimana adanya". Hal itu
merupakan pedoman yang sulit untuk menceritakan sejarah yang benar. Hal ini
tidaklah sesederhana dan semudah sebagaimana dikatakan. Apa yang terjadi, apa
yang diingat, apa yang ditemukan, apa yang diceritakan, sering kali berbeda
(satu sama lainnya). Godaan kuat yang sering kali dihadapi sejarawan, bukan
menceritakan sebagaimana adanya, tetapi sebagaimana yang dikehendaki.
Karena
beberapa sejarawan yang menceritakan sejarah sebagaimana yang dikehendaki, maka
banyak bermunculan sejarah palsu. Bahkan, berbagai sejarah tersebut telah mampu
menginspirasi dan memengaruhi umat manusia. Karena efek besar yang ditimbulkan dari
penulisan sejarah, hendaknya sejarah diceritakan sebagaimana adanya, objektif,
dan berdasarkan literatur-literatur dan sumber-sumber yang valid.
Begitu
pula sejarah Islam, yang tentunya akan sangat berpengaruh besar di dunia ini
mengingat Islam merupakan agama samawi yang besar. Pemeluknya memiliki kekuatan
besar, tersebar di berbagai negara dari ujung barat hingga ujung timur. Dengan
demikian, sejarah Islam pun hendaknya, ditulis sebagaimana adanya.
Pada periode Dinasti Umayyah, imperium
Islam juga menjadi sebuah negara kuat secara ekonomi, militer, dan politik meskipun
pada periode tersebut juga mulai mencontohkan sistem kekuasaan yang monarki
Islam
lahir ketika Nabi Muhammad saw., menerima wahyu dari Allah Swt., untuk disebarkan
kepada umat manusia. Sedikit demi sedikit, Islam terus berkembang dan semakin memiliki
pemeluk yang banyak. Ketika Nabi Muhammad saw., wafat, Islam pun kemudian disebarkan
lebih luas lagi oleh para sahabat. Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin
Khatthab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib pun menjadi masamasa setelah
kewafatan Nabi Muhammad saw., dalam mengisi dan mengawal amanah Islam. Ketika
masa keempat kekhalifahan tersebut, telah banyak terjadi perubahan, bahkan
persebaran Islam pun telah mengalami kemajuan sangat pesat.
Masa-masa
kekhalifahan yang jatuh di tangan Dinasti Umayyah pun mengambil peran dalam
imperium Islam yang sudah besar dan memilki kekuatan yang patut diperhitungkan
saat itu. Pada periode Dinasti Umayyah, imperium Islam juga menjadi sebuah
negara kuat secara ekonomi, militer, dan politik meskipun pada periode tersebut
mulai mencontohkan sistem kekuasaan yang monarki. Namun demikian, akhirnya
imperium Islam di bawah naungan Dinasti Umayyah jatuh di tangan kekuasaan
Dinasti Abbasiyah karena terjadi konflik dan faktor lainnya yang menggerogoti
eksistensi kekhalifahan.
Di
masa Dinasti Abbasiyah ini, renaisans Islam terjadi dengan adanya peradaban
yang mendominasi dunia. Gerakan intelektual yang berupa kajian-kajian ilmiah,
penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan penting dari berbagai negara dan
peradaban, penelitian-penelitian tentang berbagai hal, dan lain sebagainya
telah menginspirasi Islam menjadi sebuah peradaban besar dalam sejarah dunia.
Hingga akhirnya, masa kemunduran Islam pun menjadi sebuah estafet kebangkitan
sejarah, yakni dimulainya kebangkitan Eropa dan Barat.
Menurut
Mehdi Nakosteen, teori lama yang menyatakan bahwa orang-orang Muslim awal
adalah musuh bagi ilmu pengetahuan dan sains, dan bahwa mereka hanya mau
menerima ilmu pengetahuan yang berasal dari AI-Qur'an dan hadis, dan tidak
menunjukkan toleransi terhadap kepercayaan dan kekayaan intelektual
bangsa-bangsa lain, adalah pendapat yang tidak memilki landasan sejarah. Benar
bahwa siapa pun dapat menunjukkan orang-orang tertentu atau zaman tertentu dan
menuduhnya sebagai tidak toleran, sebagaimana yang terjadi dengan dibakarnya
perpustakaan-perpustakaan oleh penakluk-penakluk mu slim terdahulu di Mesir dan
di Iran. Akan tetapi, kekecualian seperti itu dan sempitnya wawasan tersebut
hendaknya jangan sampai menutupi kenyataan adanya semangat penelitian dan
semangat kreatif yang merupakan ciri khas pada abad-abad awal Islam, terutama
di bawah pemerintahan Abbasiyah. Orang-orang muslim dari dunia Arab, maupun
orang-orang muslim dari Spanyol, Mesir, India, Afghanistan, Yordania, dan
sebagainya, menghasilkan cendekiawan-cendekiawan besar yang tidak buta terhadap
kekayaan ilmu pengetahuan dan literatur dari dunia Helenistik dan Kristen.
Kontribusi
para ilmuwan atau cendekiawan tersebut sungguh sangat menginspirasi dunia dan
membuka mata dunia untuk melihat kemajuan dan pembangunan peradaban yang
didasari oleh ilmu pengetahuan. Kondisi seperti itulah yang terjadi ketika
lmperium lslam mendominasi dunia dengan gerakan intelektual.
Sejak
kekuasaan Dinasti Abbasiyah, umat Islam telah melakukan proses penyerapan ilmu
pengetahuan dengan kecepatan yang luar biasa. lni juga sebagai hasil dari
ajaran Rasulullah saw., yang mengutamakan ilmu dan meninggikan derajat
orang-orang yang berilmu. llmu-ilmu terbaik dari semua peradaban besar dunia,
seperti Yunani, Romawi, Persia, India, dan Cina, semuanya dikumpulkan,
diterjemahkan, dianalisis secara sistematis, dan kemudian dikembangkan lagi.
lni menjadi salah satu masa terpenting dalam perkembangan sains dunia.
Kejayaan
Islam di masa lalu sangat gemilang. Kejayaan Islam tersebut merupakan model
peradaban terbaik di dunia sepanjang masa. Tidak hanya dari wilayah
kekuasaannya yang membentang dari wilayah timur ke barat, namun juga
peninggalan-peninggalan peradaban yang sangat bernilai. Salah satu peninggalan
peradaban yang gemilang adalah pemikiran. Pemikiran-pemikiran tersebut pada
gilirannya telah membangun gerakan intelektual yang menghasilkan peradaban
dunia. Berbagai kajian dilakukan dan menghasilkan penemuan. Penemuan-penemuan
tersebut kemudian menjadi landasan untuk menuju puncak kejayaan.
Kegemilangan tersebut merupakan
sebuah kebangkitan besar. Kemajuan peradabannya merupakan sebuah renaisans yang
pada waktu itu menjadi bahan perbincangan negara-negara di Barat yang masih
kolot, terbelakang, bodoh, miskin, dan masih terlelap dalam tidur dan mimpi
buruk
Begitu
pula yang terjadi di Andalusia, ilmu pengetahuan juga berkembang sedemikian
rupa. Tidak hanya itu, Islam di Andalusia memasuki babak baru dan belum pernah
terjadi sebelumnya, yakni Andalusia di bawah kekuasaan lmperium Islam menjadi
satu-satunya wilayah yang sangat maju tiada bandingnya di Eropa. Umat Islam
Andalusia yang datang dari pelarian Arab tersebut mampu menaklukkan Semenanjung
Iberia yang di situ telah terdahului oleh orang-orang Eropa dengan kerendahan
peradaban. Ketika itu, Eropa Tengah merasakan tidur yang sangat nyenyak
sehingga tidak mampu melihat isi dunia dengan pencerahan. Islam datang dengan
membawa budaya dan tradisi baru. Islam di Andalusia pun membangun peradabannya
tersendiri sehingga mampu menjadi gerbang pencerahan bagi kebangkitan Eropa
selanjutnya.
Dikutip dari buku Renaisans Islam karya Supriadi.
Agar
pembaca dapat mengulas lebih jauh tema pembahasan di atas, maka kami lampirkan
versi luring (offline) buku Renaisans Islam pdf
di bawah ini.
0 komentar:
Posting Komentar