![]() |
Sumber gambar: campuspedia.id |
Melihat
dan membaca judul buku ini membuat teringat akan filsuf terkenal asal Perancis
Rene Descartes yang terkenal dengan kata-katanya “cogito ergo sum” (aku
berfikir maka aku ada). Manusia dikatakan bermakna dan berguna di sekitar masyarakat bila dia dapat berfikir. Itulah
makna dibalik kata-kata Descartes. Buku ini pun dibuat pertama kali dengan
tujuan bahwa mahasiswa dapat exist bagi masyarakat. Perwujudan exist
yang creative dan inovative salah satunya adalah membuat hasil
karya yang terpublikasikan di media, yaitu karya tulis ataupun artikel pribadi.
Semangat untuk creative, innovative dan exist bagi mahasiswa yang
biasa dikenal dengan CIE (Creative, Inovative, and Exist). Membuat hasil
karya tulis dengan membiasakan diri kita untuk menulis apa pun merupakan bentuk
nyata dari eksistensi mahasiswa di dunia pendidikan.
Menulis
adalah aktivitas memindahkan pengalaman ke dalam simbol-simbol verbal.
Pengalaman apa pun juga, pengalaman empirik, pengalaman membaca, pengalaman imajinatif,
maupun pengalaman orang lain (Redi Panju, 2008: 09). Buku ini pun menceritakan
berbagai pengalaman mahasiswa ilmu komunikasi UTM, seperti; pengalaman pertama
kali menulis, kiat-kiat menulis dan pegalaman pribadi tentang cinta,
persahabatan dan cita-cita.
Banyak
mahasiswa untuk memulai menulis berawal dari under pressure. Faktor under
pressure yang dimiliki oleh para penulis dalam buku ini bermacam-macam,
mulai dari tugas sekolah, bentuk emosi, dan psikologi komunikasi. Sebagian besar
masyarakat tidak menyukai cara kerja under pressure dikarenakan tidak
memanusiakan manusia atau melanggar human right. Pola kerja under
pressure adalah membatasi manusia untuk tidak bebas dalam melakukan
aktivitas yang diinginkannya, karena harus fokus untuk mengerjakan tugas ataupun
kerjaan yang harus diselesaikan tepat waktu.
Beberapa
kritikan pola kerja under pressure yang ada di atas telah membuat
beberapa orang menjauh bahkan tidak mau dengan sistem kerja yang seperti itu,
namun berbeda dengan mahasiswa ilmu komunikasi UTM. Mereka mengerjakan artikel
pribadinya sebagai bentuk perwujudan tugas kuliah dengan sistem under pressure
yang harus dikumpulkan tepat waktu. Seorang psikolog terkenal bernama Sheldon
Kopp dalam buku Failing Forward yang ditulis oleh John C Maxwell mengatakan,”semua
pertempuran yang penting terjadinya di dalam diri sendiri”. Orang mengadakan pertempuran
paling berat melawan kelemahan serta kegagalannya sendiri. Mahasiswa ilmu
komunikasi UTM pertama kali mengalami pertempuran dengan dirinya sendiri Hasil
akhir yang sangat signifikan adalah mahasiswa dapat menumbuhkan bakat, minat
dan keinginan menulis yang sudah lama ditinggalkan. Dampak yang sangat mencolok
dari penentangan sistem under pressure adalah potensi-potensi yang ada di dalam
mahasiswa tidak ter-expose keluar, sehingga untuk memulai proses menulis
artikel pribadinya. Setiap mahasiswa berusaha untuk melawan rasa malas dan
ketidakmampuannya dalam menulis agar dapat berkarya dalam ranah intelektual bakat
yang terpendam hanya berada di dalam diri mahasiswa tanpa bisa diwujudkan dalam
sebuah karya tulis yang terdokumentasikan. Dibalik pola kerja under pressure
yang tidak disukai oleh masyarakat, ternyata menyimpan kelebihan yang cukup significant
untuk menumbuhkan potensi yang terpendam di dalam diri seseorang. Judul buku
“terpeleset menulis, mencari eksistensi diri” yang berkorelasi dengan faktor
under pressure dengan disimbolisasikan oleh teks “terpeleset” yang kemudian
menghasilkan eksistensi diri sebagai perwujudan mahasiswa ada di tengah-tengah masyarakat.
Hasil
karya tulis mahasiswa lainnya yang merupakan bagian dari isi buku ini sangat
layak di apresiasi, karena mereka telah mampu memulai menulis dan menceritakan
kembali pengalaman-pengalaman saat di rumah, sekolah maupun di lingkungan
masyarakat mengenai arti hidup. Beberapa kisah mahasiswa juga ada yang bersifat
secret, namun merelakannya untuk tetap dipublikasikan agar para pembaca dapat mengambil
inti sari yang ada di dalam tulisan tersebut yang kemudian dirubah menjadi
saran untuk menjalani hidup dengan berkarya dan terus berkarya.
Buku
ini juga merupakan kritik atas ketidakberdayaan kaum akademisi untuk melawan
rasa malas dalam menulis dan berkarya. Berkarya dalam tulisan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu: menginformasikan, membujuk, mendidik, dan menghibur
(Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno, 2009: 6). Dengan membujuk pembaca buku ini
agar dapat menentukan sikap, mendidik para pembaca dengan membuka wawasan dan
pengetahuan setelah membaca buku ini, dan mempunyai tujuan untuk menghibur para
pembaca yang sedang tidak bersemangat untuk menulis ataupun beraktivitas.
Dikutip
dari pengantar buku “Terpeleset Menulis Mencari Eksistensi Diri”.
Agar
Pembaca dapat mengulas tema di atas lebih dalam, kami lampirkan versi luring
(offline) pdf Buku “Terpeleset Menulis Mencari Eksistensi Diri” pada link di
bawah ini.
0 komentar:
Posting Komentar