![]() |
Sumber gambar: thejakartapost.com |
Sejarawan M.C. Ricklefs dikenal
karena tiga hal: buku "Sejarah Indonesia Modern", penelitian mengenai
politik Jawa pasca-Mataram, dan teori tentang islamisasi Jawa.
Tanpa harus bertatap muka
langsung, Marle Calvin Ricklefs adalah guru—bahkan juga kawan—dari para
mahasiswa sejarah yang mendalami mata kuliah Sejarah Indonesia. Buku karyanya, Sejarah
Indonesia Modern, yang dalam bahasa aslinya berjudul A History of Modern
Indonesia since c. 1300, menjadi bacaan wajib bagi mereka.
Sebagai dosen tak resmi
dari ribuan mahasiswa sejarah, Ricklefs adalah dosen yang baik dengan tidak
menyajikan bahan kuliah yang itu-itu saja. Ia beberapa kali memperbaharui buku
tersebut dengan catatan-catatan baru soal perkembangan mutakhir. Edisi terakhir
buku itu dalam bahasa Indonesia diperpanjang periodisasi pembahasannya dari
zaman Ken Arok dan masuknya Islam hingga 2008.
Setelah Ricklefs,
sebetulnya sudah banyak sejarawan asing yang menulis buku soal garis besar
Sejarah Indonesia. Salah satunya Adrian Vickers dengan A History of Modern
Indonesia yang terbit pertama kali pada 2005. Tapi soal popularitas,
Ricklefs termasuk yang sering disebut-sebut mahasiswa. Entah dalam diskusi dan
juga catatan kaki dari tugas ilmiah. Buku babon sejarah Indonesia yang
merupakan pesaing terberatnya adalah enam jilid Sejarah Nasional Indonesia (SNI)
suntingan Mayor Jenderal Nugroho Notosusanto dan Marwati Djoened Poesponegoro.
Ricklefs mengakui kepada Tempo (25/6/2007) bahwa
“Buku itu [A History
of Modern Indonesia since c. 1300] masih bersifat umum.” Karya
tersebut memang cocok sebagai pengantar bagi mahasiswa sejarah pemula atau
masyarakat umum untuk mendalami sejarah Indonesia.
Jawa, Islam dan Islamisasi
Di luar buku tersebut, Ricklefs
meneliti juga mengenai Islam dan Jawa pasca-Kerajaan Mataram. Soal ini, karya
Ricklefs yang terkenal dan sudah dibukukan dalam bahasa Indonesia adalah Mengislamkan
Jawa: Sejarah Islamisasi di Jawa dan Penentangnya dari 1930 Sampai Sekarang—yang
edisi bahasa Inggrisnya berjudul Islamisation and its opponents in Java: A
political, social, cultural and religious history, c. 1930 to the present (2012).
Dari judulnya terlihat bagaimana Jawa
yang abangan mengalami islamisasi selama ratusan tahun. Ricklefs menelisik
kepercayaan-kepercayaan yang belakangan dianut orang-orang Jawa dan menerangkan
bagaimana kaum abangan menghadapi situasi politik setelah Indonesia merdeka.
Buku tersebut dianggap sebagai salah satu karya ilmiah ambisiusnya.
“Pada tahun 1950-an kelompok abangan
itu ada yang merepresentasikan mereka, yakni dua partai yang sangat kuat sekali
pada waktu itu PNI dan PKI,” aku Ricklefs dalam wawancara dengan CRCS UGM.
Ricklefs juga mengamati perkembangan
kelompok Islam Indonesia kontemporer, termasuk Laskar Jihad pada awal 2000-an
dan Front Pembela Islam (FPI). Pada 2007, kepada majalah Tempo, Ricklefs menyebut kelompok-kelompok itu berada di pinggir dan bukan penentu
situasi. Mereka mirip kelompok Baader Meinhof di Jerman era 1970-an. Bedanya,
Baader Meinhoff jelas kelompok pembunuh. “Persamaan yang lebih cocok mungkin
dengan Angkatan Muda NAZI,” terangnya.
Ricklefs melihat ada proses
Islamisasi yang luar biasa di Indonesia dari waktu ke waktu. “Saya ingat cerita
dari seorang yang berada di sini lama sekali, Romo Zoetmoelder. Sebelum Perang
Dunia II tidak pernah terdengar suara azan di Yogya. Sesudah revolusi
(1945-1949), kadang-kadang terdengar azan. Sekarang hampir setiap hari
terdengar azan dan dengan pengeras suara,” lanjut Ricklefs kepada Tempo.
Ricklefs melihat sejak 1960-an di
seluruh dunia sudah ada kebangkitan kembali pengaruh agama. Di Amerika Serikat
sudah mengalami sejak George Walker Bush jadi Presiden. Dan di Indonesia sudah
begitu hebatnya, bahkan sebelum ada kelompok 212.
Pentingnya Babad
Ricklefs pertama kali datang ke
Indonesia pada 1969. Kala itu, sebagai mahasiswa doktoral, ia sedang menyusun
disertasi tentang politik Jawa di era Hamengkubuwana I alias Mangkubumi,
pendiri Kesultanan Yogyakarta. “Khususnya lagi dalam dunia gaib Jawa. Baru
setelah itu saya melihat bahwa pemahaman mengenai agama Islam akan penting
sekali artinya dalam memahami masyarakat secara keseluruhan,” tuturnya pula
kepada Tempo.
Disertasi itu kemudian berhasil
dipertahankan di Cornell University dan dibukukan sebagai Jogjakarta Under
Sultan Mangkubumi 1749-1792: A History of the Division of Java (1974).
Puluhan tahun kemudian, buku itu terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul Yogyakarta
di Bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792: Sejarah Pembagian Jawa.
"Ricklefs punya keistimewaan
lebih dibandingkan dengan ilmuwan sejarah sebelumnya," kata guru besar
sejarah UGM Djoko Suryo, seperti dikutip Gatra
(23/12/2002).
Guru besar sejarah UGM lain, Sri
Margana, dalam Pujangga
Jawa dan Bayang-Bayang Kolonial (2004), menyebut Ricklefs adalah
sejarawan asing yang menganggap teks-teks Jawa seperti babad sebagai sumber
penulisan sejarah penting.
Biografi
Merle Calvin Ricklefs, laki-laki
kelahiran Fort Dodge, Iowa, 17 Juli 1943, sempat mengajar sebagai profesor
sejarah di Universitas London, Universitas Monash, Universitas Melbourne,
Universitas Nasional Singapura (NUS), dan Universitas Nasional Australia (ANU).
Ricklefs mengaku bisa 8 hingga 10 kali keluar-masuk Indonesia dalam setahun.
Tak heran, dia mampu berbahasa Indonesia dengan lancar.
Penerima Anugerah Kebudayaan Kategori
Perorangan Asing 2016 ini tutup usia pada Minggu, 29 Desember 2019 pukul 10.30
waktu setempat di Melbourne. Ia lama bergelut dengan kanker prostat yang
dideritanya. Pada 2018, dalam keadaan sakit-sakitan, ia masih sempat menulis
karyanya yang terakhir: Soul
Catcher: Java's Fiery Prince Mangkunegara I, 1726-1795—sebuah buku
semibiografis tentang petualangan politik Pangeran Sambernyawa.
Sejarah Indonesia Modern
Tahun 2009 telah berlalu. Dua belas
bulan mengandung berbagai peristiwa penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Setiap waktu menyimpan sejarah yang mesti ditulis agar generasi berikutnya
mengetahui apa saja yang terjadi. Harus diakui, kita berhutang budi pada para
sejarawan luar negeri yang mendedikasikan hidupnya untuk menulis sejarah
Indonesia.
Salah satunya, M.C. Ricklefs,
Profesor Sejarah di Universitas Nasional Singapore. Ricklefs melakukan
penelitian serius terhadap puluhan jurnal dan lebih dari lima ratus buku.
Direktur Sekolah Penelitian tentang Asia dan Pasific (Universitas Nasional
Australia) ini mengisahkan perjalanan bangsa Indonesia dari zaman ke zaman yang
penuh warna, lengkap dengan aneka persoalan dan pertikaian baik internal maupun
eksternal. Hasilnya sebuah buku berjudul A History of Modern Indonesia, ca.
1200 to the present. (London & Basingstoke: Macmillan; Bloomington:
Indiana University Press, 1981). Cetakan berikutnya dengan beberapa perubahan
diterbitkan tahun 1993 dan 2001 oleh Palgrave and Stanford University Press.
Buku ini kemudian dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 1991
oleh Gadjah Mada University Press. Dan edisi revisinya diterbitkan pada tahun
2005 oleh Penerbit Serambi.
Menurut Ricklefs, perjalanan panjang
Indonesia sejak masuknya Islam hingga kini merupakan sebuah unit historis
terpadu, yang dalam buku ini disebut Sejarah Indonesia Modern. Terdapat tiga
unsur fundamental menjadi perekat bagi periode historis itu. Satu, unsur
kebudayaan dan keberagamaan: islamisasi Indonesia yang dimulai sejak tahun 1200
dan berlanjut sampai sekarang. Dua, unsur topik: keadaan saling
memengaruhi antara orang Indonesia dan orang Barat yang masih berlangsung
hingga sekarang sejak tahun 1500. Tiga, unsur historiografi:
sumber-sumber primer bagi sebagian besar periode ini ditulis dalam
bahasa-bahasa Indonesia modern (Jawa, Melayu, dll., bukan dalam bahasa Jawa
Kuno atau Melayu Kuno) dan bahasa-bahasa Eropa. Karena roda sejarah terus
berputar, Ricklefs terus memperbarui bukunya. Segala hal dalam periode sejak
1999 telah ditulis ulang secara substansial atau sama sekali baru. Kehadiran
versi Indonesia ini terasa semakin lengkap karena pengarangnya khusus
menuliskan perkembangan Indonesia sejak pemilu 2004 sampai tragedi Monas pada 1
Juni 2008.
Sumber : tirto.id dan
nasional.kompas.com
Agar
pembaca dapat mengulas lebih jauh tema pembahasan di atas, maka kami lampirkan
versi luring (offline) Sejarah Indonesia Modern pdf di bawah ini.
0 komentar:
Posting Komentar