![]() |
Sumber gambar: ergainfo.com |
Cinta kepada yang satu menimbulkan
cinta kepada yang lainnya. Manusia diciptakan di dunia ini, semata-mata agar
dapat mengenal-Nya. Sedangkan makhluk-makhluk yang lain diciptakan untuk
berkhidmat kepada manusia.
Seorang penyair berkata,
Awan, angin, bulan, matahari, dan
langit senantiasa bekerja
Untuk memenuhi hajat-hajat manusia
Dan kamu jangan terjerumus dalam
kelalaian
Semua makhluk bertugas melayanimu
dengan penuh ketaatan
Maka tidaklah adil jika engkau tidak
menaati Tuhan
Oleh sebab itu, hendaklah manusia
taat kepada Allah swt. dan menunaikan tugas-tugasnya. Sebagai peringatan kepada
manusia, kadangkala Allah swt mengubah keadaan. Kadangkala hujan tidak turun
seperti biasanya. Angin tidak berhembus seperti biasanya. Demikian pula yang
terjadi pada gerhana matahari dan bulan, ada sedikit perubahan, sebagai
peringatan bagi orang-orang yang lalai. Sungguh mengherankan, setelah semua itu
diciptakan hanya untuk melayani manusia, ternyata semua itu tidak membuat
manusia bertambah taat kepada Allah swt. Cintalah yang paling menunjang
terwujudnya ketaatan dan kepatuhan.
إِنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ
يُحِبُّ مُطِيْعٌ
Sesungguhnya orang
yang mencintai akan menaati yang dicintainya.
Menaati kekasih akan menjadi adatnya.
Ketidaktaatan kepada kekasih akan terasa berat, sebagaimana sangat sulit
baginya menaati seseorang yang tidak dicintainya. Cara untuk menumbuhkan cinta
ialah dengan membayangkan keindahan dan kecantikannya, baik keindahan jasmani
maupun ruhaninya. Jika melihat wajah yang cantik bisa menimbulkan cinta dengan
serta merta, maka suara merdu pun terkadang dapat menyebabkan jatuh cinta,
bagaikan kekuatan magnet.
Seorang penyair berkata,
Cinta tidak
datang dengan hanya memandang wajah
Cinta terkadang
dicapai dengan kata-kata yang indah
Cinta tidak selalu datang dari
kecantikan wajah, kadangkala timbul dari ucapan yang berharga. Kadangkala, jika
kita mendengar suara merdu dari suatu arah, dan itu adalah kata-kata mutiara
yang berharga, maka hal itu dapat menyebabkan kita tertarik kepadanya. Ahli seni
cinta mengatakan bahwa agar timbul rasa cinta kepada seseorang, hendaklah kita
selalu memikirkan segala kebaikan orang itu, sehingga hati kita tidak memberi
tempat kepada yang lain, seperti dalam cinta alami yang datang tanpa diusahakan
(dan tidak bisa ditolak).
Jika terlihat kecantikan wajah atau
tangan seseorang, barulah ia tergerak untuk melihat anggota badannya yang lain,
sehingga cintanya kian bertambah, hati ingin semakin tenang, tetapi bukan
ketenangan yang didapatkan.
Dalam syair dikatakan,
Makin diobati kian parah penyakitnya.
Seseorang yang menanam benih di
ladang, lalu ia tidak mempedulikan pengairannya, maka tanaman itu tidak akan
tumbuh. Begitu pula jika tanpa sengaja seseorang jatuh cinta, namun ia tidak
merawat cintanya, jika tidak sekarang, mungkin besok cinta itu akan lenyap. Sebaliknya,
jika ia selalu memperhatikannya, membayangkan bentuk, gerak dan ucapan
kekasihnya, maka cintanya kian bertambah.
Lihatlah uniknya sekolah cinta sejati
Mereka yang hapal pelajaran, justru
tidak mendapatkan cuti
Bagi yang tidak hapal pelajaran,
langsung boleh pulang. Semakin dalam engkau mengingatnya, engkau semakin
terperangkap. Seseorang yang ingin menjalin cinta, hendaklah ia mencari
keindahan dan daya tarik bagi hatinya. Jangan lewatkan apapun mengenainya. Ketahuilah
segalanya. Jangan hanya tinggal diam dan berpuas hati dengan apa yang sudah
diketahui, bahkan inginlah selalu bertambah mengetahuinya. Seorang kekasih
tidak akan puas, hanya dengan melihat sebagian anggota badan kekasihnya. Ia akan
berusaha mengetahui anggota yang lainnya. Maka apa yang mungkin dapat
diketahui, ketahuilah!
Allah swt. adalah sumber kecintaan,
kejelitaan, dan keindahan yang hakiki. Tidak ada kecantikan dan keindahan di
dunia ini, kecuali milik-Nya. Dialah kekasih yang cinta-Nya tidak akan pudar. Kecantikan-Nya
tidak berbatas. Salah satu tanda kecantikan-Ny adalah firman-Nya. Perlukah
kecantikan lainnya, jika hal itu sudah kita dapati pada Kekasih kita? Siapakah yang
benar-benar mencintai al-Qur’an? Al-Qur’an tidak dapat dibandingkan dengan
sesuatu apapun.
Duhai
bunga, betapa riang aku bersamamu
Karena
keharuman memenuhi dirimu
Selain itu, walaupun kita
mengesampingkan dulu pertimbangan bahwa al-Qur’an itu berasal dari Allah swt.
dan merupakan sifat-Nya, maka dengan melihat hubungan Baginda Nabi saw. dengan
al-Qur’an, itu pun sudah cukup bagi setiap muslim untuk mencintai al-Qur’an. Bukanlah
pertimbangan ini sudah cukup? Atau jika kita mengesampingkan pertimbangan ini
pun, dan kita hanya memikirkan al-Qur’an, maka apakah ada keindahan di dunia
ini yang tidak didapati di dalam al-Qur’an?
Sebuah syair berbunyi,
Begitu sempit batas penglihatanku
Dan bermacam-macam bunga kejelitaanmu
Dia yang memetik bunga-bunga dari
tamanmu
Mengadu tentang ketidakberdayaan
tangannya merengkuhmu
Begitu banyak gerak-gerikmu yang
pantas dipuja dan yang memukau hatiku
Daya tarikmu tidak berbilang,
sedangkan hatiku yang gelisah hanya satu
Apabila para pembaca memperhatikan
hadits-hadits di atas dengan sungguh-sungguh, maka tidak samar lagi bahwa tidak
ada keindahan, kemegahan, kebanggan, dan kemewahan di dunia ini yang tidak
digambarkan dalam hadits-hadits tersebut di atas.
[Disarikan dari Kitab Fadhilah
Amal bab Fadhilah al-Qur’an hal. 664-666 karangan Maulana Muhammad Zakariyya
Al-Kandahlawi R.A]
0 komentar:
Posting Komentar