![]() |
Sumber gambar: Gedubar.com |
إنماالمرأة من نور الله، فهي
ليست مجرد حبيبة أو حتى مخلوقة بل إنها خلاقة
Perempuan itu berasal dari Cahaya Tuhan.
Dia bukan sekadar kekasih atau bahkan makhluk (diciptakan), tetapi juga yang
menginpirasi. (Rumi)
“Kau
tahu di surga ada bidadari yang cantik-cantik. Jika salah satu mereka
menampakkan wajahnya di dunia niscaya mengalahkan gemerlapnya dunia. Paras
cantiknya melebihi keindahan sinar rembulan dan silaunya sinar mentari.
Sekalipun bidadari mendekatiku, aku tak akan berpaling darimu. Aku tak akan
tergoda, karena di sisiku ada kamu.”
Itulah
untaian kata indah yang disampaikan seorang sahabat Rasulullah Saw. bernama
Said b. Amir kepada pendamping hidupnya. Mau tahu alasannya?
Suatu
saat Said b. Amir mengajak serta istrinya berdagang ke kota Hams. Sang istri
menyaksikan sendiri suaminya membawa dagangan yang banyak. Di pasar Hams, sang
istri juga melihat dengan kepalanya sendiri dagangan suaminya dikerubuti dan
dibawa pulang oleh orang-orang.
Dia
sangat bergembira suaminya mendapatkan untung besar dari barang perniagaan yang
mereka bawa dari Madinah. Oleh karenanya selagi masih di pasar, ia ingin
suaminya membelikan baju baru dan parfum yang wangi buat dirinya dan juga
keluarganya. Sekalipun mulutnya tidak berani mengutarakan secara langsung.
Tiba-tiba
Said b. Amir berkata kepada istrinya: “Sebaiknya keuntungan dagang kita ini
digunakan untuk bertransaksi apa? Selagi kita dapat untung besar, di pasar yang
sedang ramai, supaya keuntungan kita ini bertambah lagi nilainya.”
Sang
istri yang berpura-pura malu mengutarakan keinginannya menjawab: “Apakah Kakanda
tak takut merugi?” Said b. Amir pun menjawab: “Saya jamin, tidak!”. “Ya kalau
begitu, terserah Kakanda,” sahut sang istri sambil berharap dalam hatinya agar
suaminya nanti lebih banyak lagi membawa oleh-oleh pulang.
Setelah
disetujui istrinya, Said b. Amir membeli barang kebutuhan yang banyak. Tapi
bukan untuk dijual lagi apalagi untuk oleh-oleh pulang ke Madinah. Sahabat
Rasulullah itu justru membagi-bagikan secara cuma barang yang dibelinya dari
hasil berdagang kepada fakir-miskin di kota Hims.
Melihat
suaminya melakukan perbuatan yang jauh dari harapannya, sang istri pun
menangis. Keuntungan ludes dan harapan yang tak sampai diutarakannya itupun
sirna. Dengan mata berlinang ia protes kepada suaminya itu, tetapi sahabat
Rasulullah ini malah tersenyum gembira.
Sambil
memeluk sayang istrinya, Said b. Amir mengarahkan mata istrinya yang sayu
akibat menangis ke satu titik. Mereka tiba-tiba menyaksikan bayangan surga dan
melihat sahabat-sahabat yang sudah wafat berada didalamnya. Seketika itu Said b
Amir berkata:
“Aku
tak ingin masuk surga sendirian. Harus bersamamu. Dan aku tak akan menjadikan
engkau tersisih sekalipun bidadari didatangkan untukku, Sayangku!!!”
Oleh
sebab itu, bahagialah kalian para istri yang mengikhlaskan suami kalian
berjuang untuk orang lain. Di dunia, waktumu terenggut, tapi di akhirat kalian
miliki seluruh isi waktu suami kalian.
Dikutip
dari islami.co