![]() |
Sumber gambar: saungilmu.com |
Dahulu dalam sejarahnya, orang
berfilsafat sebab kagum pada alam semesta. Mereka bertanya bagaimana sebenarnya
rupa dari bentuk bumi, apakah mengapung di lautan? Apakah datar ataukah benar
seperti bola yang dipanggul seorang dewa? Mengapa bisa seperti ini? Bagaimana
caranya? Siapa? Apa? Kapan? Untuk apa? Setelah berabad-abad berevolusi, tradisi
bertanya ini melahirkan ilmu pengetahuan. Demikianlah singkat cerita filsafat
Barat bermula. Mereka terpukau kagum kemudian bertanya sampai detail, rinci,
mendalam, radikal, menyeluruh, serta tanpa tanggung dan aling-aling. Lalu
bagaimana dengan tradisi berfilsafat dalam Islam?
Peradaban Islam memiliki sejarah yang
berbeda dengan peradaban Barat. Karakteristik keilmuannya pun berbeda. Ilmu
dalam Islam bertumpu pada kesadaran dan keimanan kepada kekuasaan Allah Swt.
Dalam Islam, ilmu adalah fungsionalisasi wahyu yang merupakan hasil dialog
antara ilmuwan dengan realitas ilmiah yang diarahkan oleh wahyu. Islam tidak
menghendaki keterpisahan antara ilmu dan sistem nilai. Ilmu pengetahuan
diarahkan untuk perkembangan perubahan kehidupan manusia, guna meningkat ke
arah yang lebih baik dan sempurna. Jadi, berbeda halnya dengan ilmu pengetahuan
Barat yang secara epistemologis lebih bersifat antroposentris, dalam Islam
bersifat antroposentris juga teosentris. Demikianlah beberapa hal yang
diungkapkan penulis dalam buku ini.
Sumber kata pengantar buku Filsafat
Pendidikan Islam
Bagi pembaca yang hendak menggali
lebih dalam isi buku Filsafat Pendidikan Islam dapat mendownload versi luring/
offline pada link pdf di bawah ini
0 komentar:
Posting Komentar