![]() |
Sumber Gambar: mojok.co |
Kata kafir dan derivasinya
terulang ratusan kali dalam al-Quran, Abu Hilal al-Askary dalam al–Wujuuh wa an Nadhaair fi al Quran mengatakan
bahwa secara bahasa al-Kufr bermakna
menutupi, orang Arab biasa mengatakan al-Lailu
Kafir (Malam adalah Kafir) karena malam menutupi segala
sesuatu dengan kegelapannya, atau Kafara
al-Ghamamu an-Nujuma (mendung menutupi bintang). Orang yang
menanam disebut Kafir, karena ia menyembunyikan/menutup benih di dalam
tanah, Kufur nikmat disebut kufur karena menutupinya.
Diantara beberapa makna dari
kata kafir dalam al-Quran, adalah:
1. Makna yang paling
terkenal yaitu lawan dari keimanan, ini nampak dalam firman Allah Q.S.
At-Taghobun: 2 berikut:
هُوَ
الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنكُمْ كَافِرٌ وَمِنكُم مُّؤْمِنٌ
“Dialah yang menciptakan
kamu, lalu diantara kamu ada yang kafir dan ada yang mukmin”
atau dalam firman Allah
berikut:
فَمَن
شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ
“Barang siapa menghendaki
(beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah
dia kafir.”
2. Lawan dari ketaqwaan, hal
ini bisa dilihat dalam firman Allah dalam QS az Zumar 71-73:
وَسِيقَ
الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا
“Orang-orang kafir digiring ke neraka jahannam secara berombongan”
Ayat di atas kemudian diikuti oleh firman Allah berikut:
وَسِيقَ
الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا
“Dan orang-orang yang
bertaqwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan
Kekafiran dalam pembagian
kedua ini bukan termasuk kafir aqidah, ia lebih dekat dengan makna
“Pelanggaran/kejahatan”(al-Ijram),
ini dikuatkan dengan ayat ayat yang senada seperti:
يَوْمَ
نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا * وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ
إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا
“Pada hari itu Kami
mengumpulkan orang orang yang bertaqwa kepada Yang Maha Pengasih bagaikan
kafilah yang terhormat. Dan Kami akan menggiring orang yang durhaka ke
neraka jahannam dalam keadaan dahaga.” (Q.S. Maryam: 85-86)
Atau dalam Q.S. Shad: 28
berikut:
أَمْ
نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ
“Atau pantaskah Kami
mengganggap orang orang yang bertaqwa sama dengan orang orang jahat.”
3. Lawan dari syukur atau ingkar
kenikmatan,
ini bisa dilihat dalam ayat berikut:
لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Jika
kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari, maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S. Ibrahim: 7)
Juga dalam firman Allah:
وَمَنْ
يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ
حَمِيدٌ
“Dan barang siapa bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur kepada
dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (Q.S. Luqman: 12)
dan dalam ayat berikut:
إِمَّا
شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
“Ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.” (Q.S.
Al-Insan: 86)
Kafir dalam makna ini bukan
termasuk kafir aqidah.
4. Lawan dari amal sholih,
yakni berbuat kerusakan, ini bisa dilihat dari firman Allah dalam ayat
berikut:
مَنْ
كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْره وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ
“Barangsiapa kafir maka dia
sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya, dan barangsiapa beramal
sholih maka mereka menyiapkan untuk diri mereka sendiri (tempat yang
menyenangkan).”(Q.S. Ar-Rum: 44)
Kafir dalam ayat ini bukan
bermakna kafir aqidah, melainkan bermakna berbuat kerusakan, karena lawan
beramal sholih adalah merusak (al-fasad)
sebagaimana dalam ayat berikut:
أَمْ
نَجْعَلُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي
الْأَرْضِ .
“Pantaskah Kami memperlakukan
orang-orang beriman dan beramal sholih sama dengan orang yang berbuat kerusakan
di bumi?” (Q.S.
Shad: 28)
5. Bebas atau tidak ada
ikatan, ini bisa dilihat dalam firman Allah berikut:
كَفَرْنا
بِكُمْ
“Kami mengingkarimu.” (Q.S.
Al-Mumtahanah: 4)
juga
dalam ayat:
يكفُرُ
بَعضُكم ببَعضٍ
“Sebagian kamu akan saling mengingkari”
(Q.S. Al-Ankabaut: 25)
dan
dalam ayat:
إنِّي
كفَرْتُ بما أَشْركتُمُونِ
“Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu
mempersekutukan aku (dengan Allah).” (Q.S. Ibrahim: 22)
Kesimpulan dari paparan
singkat di atas adalah bahwa kata ‘kafir’ dalam al-Quran memiliki makna yang
bermacam-macam, ia bisa berarti kafir dalam aqidah, berbuat pelanggaran,
mengingkari kenikmatan Allah, berbuat kerusakan dan pengingkaran hubungan.
Pemaknaan ini bisa diamati melalui konteks ayat dan kaitannya dengan ayat yang
lain. Wallahu A’lam.
Sumber: Dr. KH. M. Afifuddin Dimyathi, Lc., M.A (Dosen UIN Sunan
Ampel Surabaya, Penulis Kitab As Syamil fil Balaghah Al Qur’an, Pengasuh PP.
Darul Ulum Jombang)
0 komentar:
Posting Komentar