![]() |
Diambil dari www.dictio.id |
Wahai Sang
Pemimpin yang
menulis di buku
rencana.
Aku sadar bahwa aku adalah pendosa dan orang hina.
Namun, kalau meninggalkan pintuMu,
aku akan pergi kemana?
Sebagai orang yang tidak punya bekal
apa-apa.
Selain kepada Mu ku kan meminta kepada siapa?
Aku binasa dalam keputusasaan
disebabkan
keresahan dan
kerisauanku.
Janganlah
Engkau lihat amalan amalanku,
namun lihatlah aku dengan pandangan Kasih
SayangMu.
Dengan belas kasihanMu,
aku pinta
Wahai kepadaMu Sang Pemimpin yang menulis Takdir.
Kebaikan dan limpahan karuniaMu.
Di atas kepalaku awan kemaksiatan.
Di bawah kakiku lautan
penderitaan
dan kesusahan,
kegundahan.
Di
sekelilingku penuh
dengan gelombang
kerupekan.
Maka hantarkan
segala pertolonganMu.
Agar aku bebas
dari semua permasalahan dan problematikaku.
Ahli ibadah bisa mendekakatkan diri kepadaNya
dengan perantaraan ibadahnya.
Ahli zuhud bisa mengharapkan ampunanNya
dengan kezuhudannya.
Sedangkan aku tidak punya apa-apa,
dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Kecuali hanya bisa menangis dan mengadu saja.
Bukan aku menginginkan derajat kemulyaan
dan kesufian, bukan pula mencari kekayaan.
Aku juga tidak menghendaki derajat ahli ibadah,
ahli ilmu,
ahli nahwu, ahli adab, dan
derajat ahli ketaqwaan.
Melainkan aku hanya menginginkan hati ini
diliputi rasa
cinta kepada Mu.
Sang Pemimpin Yang Mulia,
Engkau telah menganugerahkan akal padaku,
pikiran, berbagai macam kenikmatan dunia yang tak terhingga.
Namun, kini aku minta kenikmatan yang bisa
bermanfaat untuk selama lamanya.
Tolonglah aku,
hilangkan segala kesusahanku yang telah melampaui batas,
Dan sekaranglah waktunya Engkau menolongku
dengan kasih sayangMu dan belas kasihanMu yang tiada tara.
Sekalipun aku adalah yang bergelimang dosa.
Engkaulah Dzat
Penyembuhku
Engkaulah Dzat
yang Mencukupi di dalam urusan-urusan pentingku.
Cukuplah
Engkau bagiku.
Engkaulah Sang
Pemimpin yang
menuliskan
segala takdir dibuku
rencanamu.
Engkaulah
sebaik-baik
Dzat yang kuserahi
segala
urusankuDinukil dari Kitab Fadhillah Amal
Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi R.A
0 komentar:
Posting Komentar