![]() |
Sumber gambar: jawapos.com |
Perkembangan
tata kehidupan dunia dewasa ini tengah mengalami perubahan yang sangat pesat
dan mendasar khusunya di negara kita yaitu Indonesia. Semenjak dibukanya MEA
(perdagangan bebas) pada awal tahun 2016 yang lalu tampak beberapa perubahan
yang mendasar diantaranya masuknya warga negara asing secara bebas, perdagangan
bebas, persaingan antara produk lokal dengan asing, seni budaya Barat, sistem
pendidikan yang mulai dipengaruhi oleh pihak Barat, dan sebagainya.
Sebagai
faktanya masalah pendidikan di Indonesia, para guru yang mengajar terutama guru
honorer, mereka harus disibukkan dan disulitkan untuk mengurus sertifikasi atau
tunjangan mengajar dari pemerintah. Bahkan, guru di sejumlah daerah yang belum
disertifikasi diminta mendaftarkan diri dalam pendidikan profesi guru mandiri
(PPG), mereka juga diminta menandatangani kesanggupan membiayai sendiri PPG, yang
nilainya sekitar 15 juta, sebuah nilai yang cukup fantastis untuk guru.
Bagaimana sistem pendidikan kita di masa depan yang saat ini saja saya katakan
sudah kacau ? dan masih banyak lagi sektor-sektor yang masih tidak stabil dan
carut marut.
Nah,
jika saya menjadi Presiden Jokowi satu hari saja maka saya akan melakukan
perubahan dan kebijakan yang tegas yang mendasar dalam beberapa sektor penting.
Pertama, sektor ekonomi. Negara kita memiliki banyak sumber daya alam yang
sangat melimpah tapi kebanyakan masih dikelola oleh pihak asing atau masih
impor kebutuhan dari negara lain. Contoh impor garam di Jawa Timur padahal di
Madura merupakan salah satu penghasil garam terbesar di Indonesia. Namun, fakta
yang saya temukan tambak garam di sana telah dikuasai oleh pihak asing dan
lahannya dijadikan industri. Maka jika saya menjadi Pak Jokowi saya akan
memberikan dana yang besar kepada petani garam untuk mengembangkan dan
mengelola garamnya. Dan saya akan memanggil kepala daerah di sana untuk
mengawasi dan memberikan perhatian khusus kepada petani garam. Lalu di Cirebon
terkenal dengan penghasil beras terbesar di Indonesia. Namun, faktanya masih
impor beras sehingga harga beras di pasaran menembus angka Rp. 12.000 dan
anehnya hasil panen atau gabah mereka di sana dihargai murah. Sungguh tidak ada
keseimbangan dan kesejahteraan bagi mereka. Maka saya akan melakukan seperti
halnya di atas.
Kedua,
sektor pendidikan. Maka saya akan mengusulkan kepada menteri pendidikan untuk
menerapkan sekolah terapan yang kaitannya dengan sumber daya alam. Contoh: saya
akan membuka sekolah pertambangan, perminyakan, pengeboran, teknologi
informasi, kesehatan, agama, dan sebagainya.
Jadi
setelah siswa lulus dari sekolah tersebut mereka akan menjadi ahli atau expert
di bidangnya dan pemerintah tidak perlu lagi membutuhkan tenaga asing dengan
membayar upah yang besar untuk mengeola sumber daya alam Indonesia. Cukup
dengan anak bangsa yang berprestasi dan ahli untuk mengelola sumber daya alam
kita sendiri dan diberi gaji atau apresiasi yang besar bagi mereka.
Ketiga,
sektor perdagangan. Bagi pelaku bisnis lokal apapun produknya. Saya akan
memberi dukungan penuh baik pendanaan maupun perizinan dan kaitannya dengan
produknya. Saya akan memberikan sarana yang bebas bagi para pelaku usaha baik kerajinan
maupun produk kreatif nusantara untuk melakukan promosinya ke manca negara dan
saya akan memanggil menteri pariwisata untuk segera berkoordinasi dengan para
kepala daerah di Indonesia untuk mendata siapa-siapa para pelaku usaha yang
terampil dan kreatif agar mereka dapat mengembangkan usahanya dengan baik.
Dengan begitu, angka pengangguran dapat dikurangi secara signifikan bukan
perlahan-lahan.
Keempat,
sektor hukum. Saya akan memberlakukan hukuman mati bagi koruptor dan pengedar
atau bandar narkoba sehingga anggaran bagi narapidanan koruptor dan narkoba
dapat dimanfaatkan untuk pengentasan kemiskinan, pengangguran, sarana
pendidikan dan lainnya. Saya juga akan membentuk tim khusus di bawah naungan
saya untuk mengawasi kinerja para hakim dan perangkatnya serta anggota dewan
yang bekerja tidak sesuai dengan proporsional. Tidak ada kata maaf jika mereka
terbukti bersalah.