![]() |
Sumber gambar: dream.co.id |
Ketika
hafalan perlahan hilang, cukuplah satu ayat yang terlupa dari hafalan yang ada
sebagai teguran keras dari Allah pada diri seorang penghafal qur’an. Teringat
akan wejangan ustadz bahwa Al-Qur’an itu suci dan hanya mau melekat di hati
orang-orang yang suci (selalu berusaha menjaga kesucian diri dari dosa dan kesalahan.
Al-qur’an itu sensitif dan sangat cemburu ketika ia tak lagi prioritas dan tidk
dijaga dengan baik.
Hafalan
yang benar-benar lancar tanpa cacat akan sangat terasa nikmatnya ketika
muraja’ah atau mengulang hafalan. Lalu bagaimana seandainya terlupa tidak hanya
satu atau dua ayat, tapi satu atau dua juz bahkan lebih? Seakan-akan hafalan
tersebut hilang visualisasinya dalam memori saat lisan tak lagi bisa
melantunkannya secara refleks.
Cukuplah
itu sebagai tanda bahwa ada yang salah dengan perlakuan kita, ada yang salah
dari manajemen waktu dan kesibukan kita, ada malam yang mungkin sering
terlewatkan dari kegiatan menjaga Al-Qur’an, ada hati yang sering terlenakan,
frekuensi muraja’ah dan tilawah yang tak berimbang, dan mungkin ada yang dosa
dan kesalahan yang dilakukan.
Evaluasi
diri dan segera lakukan perbaikan bagaimanapun caranya agar Allah mengembalikan
lagi kepercayaan-Nya pada diri kita. Karena menghafal adalah sebuah
proses perjuangan, ia tidak mungkin bisa diperjuangkan dengan ala kadarnya.
Kenapa berjuang itu manis ? karena ada niat yang harus senantiasa harus
diluruskan dan diperbarui, ada pengorbanan yang harus terus dilakukan, juga ada
cinta yang selalu meminta untuk dibuktikan.
Ya
Allah jika nanti telah habis masa kami di dunia ini, ingin rasanya diri ini
engkau panggil dalam kondisi khusnul khatimah, dengan simpanan ayat-ayat
Al-Qur’an yang sempurna, teramalkan, lagi terjaga dengan baik.
Tepuk
dada Tanya iman .. lalu bagaimana hafalan kita ? Mari sama-sama kita
perbaiki hafalan kita ..