![]() |
Sumber gambar: alif.id |
Al-Qur’an
sebagai kitab pedoman oleh seorang muslim sepantasnya untuk dicintai dengan
cara dipelajari, dibaca, dan diamalkan, serta diajarkan kepada sesama. Sebab,
jika kita mencintai kalamullah yang mulia itu, kita juga akan dapat mencintai
Allah swt. Karena dua hal itu saling berkaitan yang tidak mungkin dipisahkan.
Cinta kepada yang satu menimbulkan cinta kepada yang lainnya. Seorang penyair
berkata:
Awan, angin, bulan, matahari, dan
langit senantiasa bekerja
Untuk memenuhi hajat-hajat manusia
Dan kamu jangan terjerumus dalam
kelalaian
Semua makhluk bertugas melayanimu
dengan penuh ketaatan
Maka tidaklah adil jika engkau tidak
menaati Tuhan
Oleh
sebab itu, hendaklah manusia taat kepada Allah swt. Dan menunaikan
tugas-tugasnya. Sebagai peringatan kepada manusia, kadangkala Allah swt.
mengubah keadaan-keadaan. Kadangkala hujan tidak turun seperti biasanya. Angin
tidak berhembus seperti biasanya. Demikian pula yang terjadi pada gerhana
matahari dan bulan, ada sedikit perubahan, sebagai peringatan bagi orang-orang
yang lalai. Sungguh mengherankan, setelah semua itu diciptakan hanya untuk
melayani manusia, ternyata semua itu tidak membuat manusia bertambah taat
kepada Allah swt. Cintalah yang paling menunjang terwujudnya ketaatan dan
kepatuhan.
“Sesungguhnya orang yang mencintai
akan menaati yang dicintainya”
Menaati
kekasih akan menjadi adatnya. Ketidaktaatan kepada kekasih akan terasa berat,
sebagaimana sangat sulit baginya menaati seseorang yang tidak dicintainya. Cara
untuk menumbuhkan cinta ialah dengan membayangkan keindahan dan kecantikannya,
baik keindahan jasmani maupun ruhaninya. Jika melihat wajah yang cantik bisa
menimbulkan cinta dengan serta merta, maka suara merdu pun terkadang dapat
menyebabkan jatuh cinta, bagaikan kekuatan magnet.
Seorang penyair berkata:
Cinta tidak datang hanya dengan
memandang wajah
Cinta terkadang dicapai dengan
kata-kata yang indah
Cinta
tidak selalu datang dari kecantikan wajah, kadangkala timbul dari ucapan yang
berharga. Kadangkala, jika kita mendengar suara merdu dari satu arah, dan itu
adalah kata-kata mutiara yang berharga, maka hal itu dapat menyebabkan kita
tertarik kepadanya. Ahli seni cinta mengatakan bahwa agar timbul rasa cinta
kepada seseorang, hendaklah kita selalu memikirkan segala kebaikan orang itu,
sehingga hati kita tidak memberi tempat kepada yang lain, seperti dalam cinta
alami yang datang tanpa diusahakan (dan tidak bisa ditolak).
Jika
terlihat kecantikan wajah atau tangan seseorang, barulah ia tergerak untuk
melihat anggota badannya yang lain, sehingga cintanya kian bertambah. Hati
ingin semakin tenang, tetapi bukan ketenangan yang didapatkan. Dalam syair
dikatakan :
“Makin diobati kian parah penyakitnya”
Seseorang
yang menanam benih di ladang, lalu ia tidak mempedulikan pengairannya, maka
tanaman itu tidak akan tumbuh. Begitu pula jika tanpa sengaja seseorang jatuh
cinta, namun ia tidak merawat cintanya, jika tidak sekarang , mungkin besok
cinta itu akan lenyap. Sebaliknya, jika ia selalu memperhatikannya,
membayangkan bentuk, gerak, dan ucapan kekasihnya, maka cintanya akan bertambah.
Lihatlah uniknya sekolah cinta sejati
Mereka yang hapal pelajaran, justru
tidak mendapatkan cuti
Bagi
yang tidak hapal pelajaran, langsung boleh pulang. Semakin dalam engkau
mengingatnya, engkau semakin terperangkap. Seseorang yang ingin menjalin cinta,
hendaklah ia mencari keindahan dan daya tarik bagi hatinya. Jangan lewatkan
apapun mengenainya. Ketahuilah segalanya. Jangan hanya tinggal diam dan berpuas
hati dengan apa yang sudah diketahui, bahkan inginlah selalu bertambah
mengetahuinya.
Allah
swt. adalah sumber kecantikan dan keindahan yang hakiki. Tidak ada kecantikan
dan keindahan di dunia ini, kecuali milik-Nya. Dialah kekasih yang cinta-Nya
tidak akan pudar. Kecantikan-Nya tidak berbatas. Salah satu tanda
kecantikan-Nya adalah firman-Nya. Perlukah kecantikan lainnya, jika hal itu
sudah kita dapati pada kekasih kita? Siapakah yang benar-benar mencintai
Al-Qur’an? Al-Qur’an tidak dapat dibandingkan dengan sesuatu apapun.
Duhai bunga, betapa riang aku
bersamamu
Karena keharuman memenuhi dirimu
Selain
itu, walaupun kita mengesampingkan dulu pertimbangan bahwa Al-Qur’an itu
berasal dari Allah swt. dan merupakan sifat-Nya, maka dengan melihat hubungan
Baginda Rasulullah saw. dengan Al-Qur’an. itu pun sudah cukup bagi setiap
muslim untuk mencintai Al-Qur’an. Bukankah pertimbangan ini sudah cukup? Atau
jika kita mengesampingkan pertimbangan ini pun, dan kita hanya memikirkan
Al-Qur’an, maka apakah ada keindahan di dunia ini yang tidak didapati di dalam
Al-Qur’an?
Begitu sempit batas penglihatanku
Dan bermacam-macam bunga kejelitaanmu
Dia yang memetik bunga-bunga dari
tamanmu
Mengadu tenang ketidakberdayaan
tangannya merengkuhmu
Begitu banyaknya gerak-gerikmu yang
pantas dipuja dan yang memukau hatiku
Daya tarikmu tidak terbilang,
sedangkan hatiku yang gelisah hanya Satu
Apabila
para pembaca memperhatikan haditas-hadits di atas dengan sungguh-sungguh, maka
tidak samar lagi bahwa tidak ada keindahan, kemegahan, kebanggan, dan kemewahan
di dunia ini yang tidak digambarkan dalam hadits-hadits tersebut di atas
Dikutip
Kitab Fadhillah Amal karya Maulana Muhammad al-Kandahlawi r.a.